Ayah Ku Merindukan Mu

Rabbi
Telah Kau ambil satu titipan berharga Mu dari dekapan erat ku
Sudikah hati ini pilu tak terperi
Kau baringkan dia di peristirahatan terakhirnya
Kau biarkan aku hanya bisa memandangi tubuhnya yang terbujur kaku
Engkau izinkan dia tidur panjang dan tanpa beban
Rabbi
Ku coba pegang tangannya yang dingin berharap ia kan menjawab panggil ku
Ku beranikan diri pandangi wajahnya yang putih bersih
Hancur hati ku bak pecahan beling berkeping-keping
Pilu menjalari tubuh saat terdengar isak tangis mulai terseduh sedan
Rabbi
Tak kuasa ku menahan air mata yang mulai berjatuhan tak menentu
Salahkah jika ku ijinkan butiran itu membasahi sudut mata ku
Rabbi
Kau panggil dia saat aku belum memberikan yang terbaik untuknya
Dimana aku masih ingin bermanja dengannya
Rabbi
Dosakah aku yang menginginkan dia kembali ke sisiku
Rabbi
Tak kuat ku jalani kerasnya hidup tanpa dirinya disampingku
Hati yang sedang ku bangun agar sekuat gunung menjulang yang tertanam lekat di bumi
Seketika runtuh luluh lantak layaknya gubuk rapuh tersambar tajamnya petir
Namun aku yakin ini jalan terbaik Mu untuk ku dan dia
Hanya satu pintaku Ya Rabbi
Izinkan kami menikmati syurga indah Mu kelak di akhir segala waktu duniawi
Rabbi
Sampaikan salam rindu penuh kasih ku untuknya dan ijinkan ia menyapa ku walau hanya dalam mimpi indah ku Ya Rabbi.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.