Renungan Diri

Ya Rabbi
Pantaskah aku bersanding dengan Mu kelak diindahnya pelaminan syurga Mu
Sedang perintah Mu saja, masih begitu sering aku melalaikannya
Wajarkah bagi hamba Mu meminta nikmatnya memandang Rasul Mu
Sedang pandangan ku belum terjaga dari yang tidak dihalalkan baginya
Mungkinkah bila aku menginginkan syahid Mu
Sedang jalan jihad Mu tak pernah ku lalui
Ya Illahi
Sempatkah aku berjabat dengan sahabat-sahabat ku di dalam sejuknya taman syurga
Sedang tangan ku tak luput dari menyentuh yang tak halal untuk disentuh
Masih adakah untuk ku jalan setapak menuju mahligai istana Mu
Sedang kaki ku kerap kali melangkah pada yang tak ada keberkahan di dalamnya
Ya Lathiif
Pantaskah kiranya, bagi hamba Mu tuk mengharapkan kelembutan Mu
Sedang hati ku masih disibukkan dengan urusan dunia yang menjadikannya sekeras batu
Lagi sering terlabuhkan dengan cinta yang menjauhkannya dari cinta hakiki kepada Mu
Ya Ghoffar
Sungguh hinanya hamba Mu, jika tak meminta ampunan Mu
Ya Rahman
Limpahkanlah kasih tulus nan suci untuk umat Mu yang senantiasa mengharap curahan sayang Mu
Ya Jaami’
Himpunkalah aku, keluarga ku, kerabat ku, dan sahabat-sahabat ku dalam golongan yang selalu mendapat ridho Mu
Amin Ya Rabb

#mari kita tingkatkan keimanan kita teman, coba kita renungkan lembaran kehidupan yang telah kita lalui.. keep hamasah..^_^

“Seindah-indahnya perhiasan di dunia adalah wanita solehah”

Begitu mulianya duhai engkau wanita solehah hingga semua malaikat berdzikir hanya untuk kebaikan mu
Semua mahkluk memuji keindahan akhlak salihat mu
Syurga Allah pun sangat menantikan kedatangan mu
Kau bak mawar terindah di antara banyak mawar yang indah
Sungguh banyak orang yang melirik dan ingin memetik mu
Namun engkau selalu teguh menjaga izzah mu
Duhai engkau yang lembut hatinya nan elok parasnya wanita solehah
Engkau menawan dengan balutan kerudung yang serasi dengan anggunnya perangai mu
Mata mu begitu indah dengan hiasan tunduk mu akan yang tak halal baginya
Sucinya hati mu sesuci hati yang tak tersentuh indahnya mahligai dunia yang penuh tipu daya
Wajah mu sesejuk embun pagi yang selalu tersiram beningnya air wudhu
Tutur kata mu santun sesantun perkataan yang senantiasa ada kebaikan karenanya
Wahai engkau wanita solehah
Dunia pun seharum kesturi dengan tebaran ketakwaan mu

#wanitasolehahdamabaansetiapinsan#

Ayah Ku Merindukan Mu

Rabbi
Telah Kau ambil satu titipan berharga Mu dari dekapan erat ku
Sudikah hati ini pilu tak terperi
Kau baringkan dia di peristirahatan terakhirnya
Kau biarkan aku hanya bisa memandangi tubuhnya yang terbujur kaku
Engkau izinkan dia tidur panjang dan tanpa beban
Rabbi
Ku coba pegang tangannya yang dingin berharap ia kan menjawab panggil ku
Ku beranikan diri pandangi wajahnya yang putih bersih
Hancur hati ku bak pecahan beling berkeping-keping
Pilu menjalari tubuh saat terdengar isak tangis mulai terseduh sedan
Rabbi
Tak kuasa ku menahan air mata yang mulai berjatuhan tak menentu
Salahkah jika ku ijinkan butiran itu membasahi sudut mata ku
Rabbi
Kau panggil dia saat aku belum memberikan yang terbaik untuknya
Dimana aku masih ingin bermanja dengannya
Rabbi
Dosakah aku yang menginginkan dia kembali ke sisiku
Rabbi
Tak kuat ku jalani kerasnya hidup tanpa dirinya disampingku
Hati yang sedang ku bangun agar sekuat gunung menjulang yang tertanam lekat di bumi
Seketika runtuh luluh lantak layaknya gubuk rapuh tersambar tajamnya petir
Namun aku yakin ini jalan terbaik Mu untuk ku dan dia
Hanya satu pintaku Ya Rabbi
Izinkan kami menikmati syurga indah Mu kelak di akhir segala waktu duniawi
Rabbi
Sampaikan salam rindu penuh kasih ku untuknya dan ijinkan ia menyapa ku walau hanya dalam mimpi indah ku Ya Rabbi.

Curhat Ku Pada Mu Ya Rabbi

Ya Rabbul izzati ku bersimpuh di hadapan Mu dalam heningnya sepertiga malam
Kucurahkan isak tangis hanya di hapan Mu
Engkaulah tempat pengaduan terbaik ku
Mengadu akan salah dan dosa yang senantiasa ingin ku kurangi frekuensinya
Mengadu akan segala gundah yang selalu menyesakkan dada
Ya Allah, batapa hinanya diri ini yang selalu berbuat dosa tanpa sadar bahwa maut selalu mengintai
Tak jarang aku menyakiti hati sahabat ku padahal Engaku perintahkan aku untuk menjalin persaudaraan
Kaki ini terlalu sering melangkah kepada kesesatan
Sedang aku tahu Engkau memerintahkan ku kepada kebenaran
Seringnya tangan ini mengambil hak milik orang lain
Sedang aku tahu Engkau menyerukan ku pada keadilan
Tajamnya lidah ini tak bisa ku manfaatkan kepada kebaikan
Sehingga tak jarang ketajamannya menusuk kalbu saudara-saudara ku
Indahnya bola mata yang Kau berikan, belum sempurna ku tundukkan dari yang tak halal baginya
Ya Rabb, Sang Pembolak-balik hati
Sungguh malu diri ini yang tak kuasa menahan cinta pada indahanya kekasih-Mu
Padahal aku tahu cinta Hakiki itu hanya untuk-Mu
Ya Ghaffar, dengan segenap iman ku memohon agar Engkau mengapus coretan dosa yang pernah ku torehkan di atas putihnya kain kanvas kehidupan ku
Dengan segenap ikhlas ku bersujud di hadapan-Mu yang Maha Tinggi
Aku memohon agar hati ini senantiasa terhimpun dalam indahnya bermunajah kepada Mu
Ya rahiim, tak berdaya diri ini tanpa limpahan kasih sayang Mu
Pinta ku hanya kepada Mu agar selalu tercurah kasih sayang itu pada ku, ibu bapakku, keluargaku, dan segenap saudara ku

Cahaya Bening Di Mata Ibu

Sungguh aku sadar akan arti tersirat guratan kening itu
Walau tak ku ketahui yang sejujurnya kau alami
Kau begitu enggan berbagi
Hingga kerutan itu bertambah setiap detiknya
Kau palingkan tatapan mu saat ku mencoba mencari jawaban atas tanya ku
Asaku
Namun itu semangat mu
Tetesan peluh itu tak semestinya masih mengalir di pipi keriput nan indah mu
Pancaran mata mu meneduhkan jiwa ku
Tak sanggup bila tak bisa melihat sinar itu dari beningnya bola mata mu
Namun apalah daya raga dan jiwa ku yang jauh dari diri mu
Duhai Ibu, engkau pelita hati ku
Engkau pembuka cakrawala impian ku
Rindu ku pada mu Ibu
Cahaya bening yang menentramkan dari sinar mata mu
Sungguh aku sangat merindukannya
Ibu aku ingin memeluk mu
Aku ingin bersimpuh mencium telapak kakimu


#butiranbeningitumulaitanpakdiindahnyabolamataq

Dunia Taman Syurga

Mata itu begitu indahnya hingga tak mampu ku tuk melupakannya
Begitu teduh hingga hati ku serasa teriris sembilu kala ingin menghapuskannya dari ingatan ku
Kenapa tatapan itu begitu tersirat
Membuat aku tak mampu mengartikannya
Rasa sakit menjalari seluruh tubuh saat ku coba tuk mencari pengganti pancaran sinar matanya
Sungguh menyiksa hingga jarum menusuk hati tak lagi ku rasakan
Apa yang dia inginkan tak kunjung ku temukan dari hangat matanya
Beribu pulau ku jelajahi
Luasnya lautan kuseberangi
Puncak gunung yang menjulang telah ku dapati
Tak juga ku temukan arti beningnya bola matanya
Apa ini yang dia inginkan
Menyiksa tubuh dan hati ku hingga tak lagi ku dapati kebahagiaan
Benarkah ini siksaan yang dia pikir tak bisa ku lalui?
Demi kesempurnaan hidup yang akan ku dapati
Sungguh hidup ini begitu indah untuk ku biarkan hanyut dalam kebeningan matanya
Terlalu berharga tuk ku izinkan dalam ketidakpastiannya
Demi keindahan hidup yang Tuhan janjikan untuk ku
Aku berjanji akan terlepas dari kebingungan akan rumitnya rahasia tatapannya
Dan kembali hidup di indahnya dunia taman syurga

Merajut Kehidupan

Merintis bisnis, adalah hal yang sangat membutuhkan semangat dan dukungan yang kuat. Tanpa itu semua rasanya begitu sulit. Seorang yang ku kagumi pernah bercerita tentang perjalanan bisnis beliau yang berkelok. Beliau merintis bisnis dari nol.
Bermula dari keluarga kasta bawah, yang menjadikan beliau sebagai pribadi tangguh yang tak kan terkalahkan oleh besarnya gelombang bisnis yang menghadang liku-liku perjalanannya. Dia adalah anak kedua dari 8 bersaudara
, adik perempuannya meninggal dunia saat masih duduk di sekolah dasar, jadi tinggal 7 bersaudara. “Banyak anak, banyak rezeki” itulah prinsip para orang tua pada saat itu. Namun hal itu membuat anak-anak mereka tak terurus, tidak sedikit dari anak mereka yang tidak mendapatkan pendidikan dan asuhan yang baik layaknya anak-anak jaman sekarang. Anak-anak jaman dahulu, jika ingin makan ya harus cari, tidak bergantung dengan orang tua walau umur mereka masih terlalu belia untuk mencari kehidupan di keras nya dunia. Hal itulah yang membuat otak beliau berpikir bagaimana bisa survive dengan keadaan yang seperti itu. Beliau sekolah seadanya dan berusaha menghidupi diri sendiri. Sejak duduk di sekolah dasar beliau sudah mulai belajar bisnis walau hanya dengan melihat. Bermodal dari Ayah nya yang merupakan seorang pekerja di sebuah agen kopi di desa nya. Beliau sering ikut Ayahnya pergi berkeliling desa untuk mencari orang yang ingin menjual kopi, yang kemudian akan disetorkan kepada juragan agen kopi tersebut. Dari sanalah beliau mulai belajar bisnis.
Di sekolah beliau terkenal akan kepintarannya di bidang Matematika. Beliau selalu masuk peringkat tiga besar di kelasnya. SD, SMP, beliau lalui dengan susah payah. Kesekolah dengan berjalan kaki sejauh 5 km. Dengan semangat tinggi akhirnya beliau menamatkan SMP. Saat ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi beliau mendapat kendala yang sangat sulit di lalui untuk anak seumur beliau. Orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah nya, orang tuanya memberikan pilihan, dia lanjut ke jenjang sekolah menengah atas tapi adiknya harus berhenti, atau sebaliknya. Mulanya beliau ikhlas untuk mengalah demi adiknya, namu adiknya tidak mau dan memilih untuk berhenti sekolah. Akhirnya beliau bisa melanjutkan sekolah pendidikan guru (SPG). Untuk itu beliau harus tinggal jauh dari orang tua karena tempat sekolahnya yang jauh dari kediaman beliau yang berada di pedalaman kota Palembang. Beliau tinggal di sebuah kost-kostan yang sangat sederhana dan bersama temannhya agar mendapat keringanan biaya. Tak jarang beliau mengosongkan perut menunggu kiriman yang tak kunjung tiba. “Ini tak bisa di biarkan”, pikir beliau sambil memutar otak apa yangharus di lakukan untuk situasi itu. Akhirnya beliau mencari kerjaan untuk dapat menyambung hidup dan sekolahnya walau tanpa biaya dari orang tua.
Dengan penuh lika-liku beliau menamatkan SPG dan pulang ke kampong ke rumah orang tuanya. Setiba di rumah beliau di kejutkan dengan penampilan adik-adiknya yang semakin tak terurus. Sehingga beliau semakin giat berusaha. Sebagai pemula beliau menjadi petani kopi, dengan modal kebun kopi yang hanya seluas 100 m x 100 m. Sambil menjalankan kebun kopi warisan orang tuanya itu beliau menikahi seorang wanita dari kampong tetangga. Dan dikaruniai 3 orang anak laki-laki dan satu orang perempuan.
Saat anak beliau masih dua orang, beliau masih sering tinggal di kebun karena belum punya rumah dan belum mempunyai kerjaan yang tetap. Sampai suatu ketika ada lowongan kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Beliau pun ikut tes untuk itu dan beruntung beliau mampu lulus untuk pekerjaan itu. Beliau pun membawa anak istri kembali ke kampong. Dan di bantu mertua membangun rumah sederhana di samping rumah mertuanya.
Sejak saat itu beliau mulai berbisnis, beliau mengikuti jejak Ayahnya, mengumpulkan kopi dengan berjalan kaki dari kampong ke kampong dengan tetap menjalankan kewajiban beliau sebagai tenaga pengajar (PNS) di sebuah sekolah. Beliau merangkak dari bawah, sampai beberapa tahun melalui pekerjaan tersebut. Sampai modal tekumpul beliau membuka gudang sendiri khusus untuk membeli kopi-kopi di kampong beliau yang kemudian di setor ke agen kopi yang lebih besar. Saat itu beliau mempunyai penghasilan hanya sekitar Rp100.000/bulan. Gaji PNS saat itu sebesar Rp60.000/bulan dan Rp40.000 nya lagi dari keuntungan beliau dalam jual beli kopi.
“biar sedikit, asal kontinyu” itulah prinsip beliau dalam berbisnis. Tak pernah ada kata tutup selama beliau berbisnis. Bertahun-tahun beliau lalui bisnis di bawah ketiak orang lain. Kendati demikian beliau mampu membeli sebuah mobil butut untuk membantu usahanya berkeliling kampong mencari orang yang ingin menjual kopi. Sampai pada saat Indonesia di bawah pimpinan Bapak Soeharto, yang melejitkan harga kopi tanah air (saat itu mencapai Rp17.000/Kg) yang sebelumnya hanya beberapa ribu saja. Saat itulah beliau jadikan kesempatan untuk naik ke level yang lebih tinggi. Beliau sudah banyak di kenal di kampong-kampung yang beliau datangi. Tak jarang beliau rebutan pelanggan dengan para tokeh (tokeh: orang yang menjadi kolektor kopi) yang juga berkeliling dari kampong ke kampong, namun hal itu tak menyurutkan semangat beliau, dan terus maju. Dari omset saat itu, beliau mampu membeli sebuah mobil kijang super keluaran Toyota, saat itu mobil tersebut cukup bergengsi. Namun tak lama beliau menggunakan mobil itu, karena ada sesuatu hal yang mendesak akhirnya mobil tersebut terjual dan beliau tukar dengan mobil yang lebih butut namun sangat membantu usaha beliau.
Beliau sangat terbuka pada anak-anaknya, sehingga tak heran keempat anak beliau semua bercita-cita menjadi pembisnis seperti beliau. Kala beliau duduk bersama anak-anak beliau, beliau selalu menceritakan keuntungan yang beliau capai untuk setiap pekannya. Walau pun rugi beliau tetap dengan senyum menceritakannya. Dan selalu mensyukuri apa yang beliau dapat. Pernah suatu ketika, uang Rp25juta hilang tak bersisa di bawa kabur bos beliau yang bangkrut. Tapi beliau tanpak biasa dan malah memuji dan berterima kasih pada bosnya yang telah melarikan uang beliau sehingga beliau harus memulai dengan modal yang tersisa.
“Ah tidak apa-apa, toh sudah banyak juga keuntungan yang kita dapat dari dia (bos beliau), kasihan juga dia yang terlilit hutang. Semoga kedepannya kita dapat lebih baik lagi” Itu adalah kata-kata yang beliau ucapkan kepada anak perempuannya kala itu.
Beliau selalu mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana menghargai uang dan bagaimana mencari uang. Walaupun dulu saat usaha beliau sudah cukup maju dan sudah di anggap orang yang berada di kampungnya, tak lantas beliau memberikan fasilitas yang lengkap kepada anak-anaknya. Kalau rata-rata anak-anak yang lain diberi uang Rp2000/ hari untuk uang jajan di sekolah, anak-anak beliau hanya di beri Rp1000/hari. Banyak teman-teman anak beliau yang tidak percaya kalau hanya diberi uang jajan segitu, tapi itulah adanya. Bukan karena beliau pelit, tapi beliau ingin mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana menghargai uang. Anak bungsu sekaligus anak permpuan satu-satunya tak lantas di manjakan seperti anak-anak yang lainnya. Sejak duduk di Sekolah Dasar anak bungsu nya itu telah beliau latih untuk berusaha. Begitupun dengan ketiga anak laki-laki nya, salau beliau latih dengan mengajak mereka ikut serta menangani bisnis walau hanya sekedar menibang kopi yang akan dibeli sampai membayar uang untuk setiap pembelian kopi. Padahal saat itu anak beliau masih duduk di bangku SD dan SMP. Beliau tak segan-segan atau merasa takut untuk mengajak anak-anaknya ikut serta dalam bisnis.
Jatuh bangun sangat sering ia lalui, namun tetap pada prinsip “biar sedikit, asal kontinyu”. Sampai detik-detik menghembusakan nafas terakhir pun beliau tetap memikirkan bisnis yang beliau tangani. Sayang beliau memiliki kesempatan yang singkat untuk terus berbisnis. Sampai pada akhir tahun 2008 lalu, sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir karena kecelakaan, beliau tetap memiliki semangat yang sangat besar.
Note: Omset terakhir yang beliau capai, sekitar 2-4 jt rupiah per pekan. Dari omset awal bisnis yang hanya Rp40.000.
Dan kini adalah masa para anak beliau yang telah terdidik untuk berbisnis, melanjutkan mimpi beliau. Anak-anak beliau bercita-cita bisa berbisnis di bidang ‘property’ atau ‘real estate’ dan bisa membangun gedung-gedung megah layaknya di Manhattan NY.
“Impian yang besar, dan mulai lakukan apa yang bisa dilakukan mulai sekarang”

Putri Di Balik Layar (2)


Putri adalah anak yang cerdas dan sangat rendah hati. wajahnya yang rupawan mampu menjadikan sang bulan iri karena para bintang selalu ada di dekat Putri memberikan kemerlap cahanya. Hidungnya yang mancung membuat kecantikannya semakin sempurna.
Hari demi hari selalu dijalani Putri dengan penuh kesungguha dan semangat yang tak akan pernah luntur walau bumi menjadi rapuh sekalipun.

"Astaghfirullah"

Putri langsung tergopoh ke kamar mandi untuk berwudhu. Baru pagi ini Ia bangun saat mendengar seruan adzan subuh. selama ini dia selalu bangun di sepertiga malam bermunajah kepada Allah mohon ampun atas segala dosa dan salah.
Dalam sujud yang begitu panjang, Putri tersedu di hadapan Sang Pencipta.



"Ya Allah, hanya kepada Mu aku berlindung dari segala godaan syetan yang terkutuk"

"Ampuni aku yang selalu mengeluhkan keseharian ku yang sungguh tak pantas ku tuk melakukannya"

"Ya Rabb, Engkau yang mempertemukan hamba Mu yang satu dan yang lain"

"Dan malam inipun Engkau mempertemukan aku dengan seseorang yang sangat aku rindukan. Bertahun-tahun setelah kepergiannya dari hidupku, ini adalah yang pertama Kau ijinkan aku untuk melihatnya. Sungguh aku tak ingin terjaga dari mimpi itu Ya Allah. Aku sadar tak ada hak bagi ku untuk begini. Sungguh Engkau lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba Mu"

"Aku memohon hanya pada Mu ya Khaliq, aku mohon berikan surga terindah itu untuk yang ku sayang, bersihnya sungai susu, megahnya bangunan itu, dan tentramnya di sisi Mu"

-----------

"Put, kamu kenapa, aku perhatiin kamu ngelamun sepanjang jam kuliah Pak Agus, muka mu pucat tak bersemangat?"

"Kamu ada masalah? Gak biasanya kamu begini?" tanya Ema belum lama saat kuliah Pak Agus berakhir.

"Biasanya kamu sangat bersemangat jam kuliah Pak Agus? Kamu masih kepikiran sama mimpi mu itu?" lanjut Ema.

"Iya!" suara Putri pelan hingga Ema hampir tak mendengar.

"Kau tahu Ma, saat itu aku baru beberapa bulan menerima ijazah SMA ku dan baru beberapa hari aku duduk di bangku kuliah" Akhirnya Putri mau berbagi cerita yang sungguh menyesakkan dada kala ia terpaksa mengingat kejadian beberapa tahun silam.

"Waktu itu aku asyik bermain penuh canda tawa bersama teman-teman ku. sebelum akhirnya ku terima pesan singkat masuk di Handphone ku" Putri menarik nafas panjang.

"Emang apa isi pesan itu Put dan apa pula hubungannya dengan kemurungan mu hari ini?" tanya Ema penasaran.

"Pesan itu dari kakak sulung ku dari rumah. Dia bilang akan menjemput ku untuk ke rumah sakit. tanpa diberitahu ada apa, kenapa, dan untuk apa aku di ajak kerumah sakit. saat ku tanya pun kakak ku tidak menjawab pertanyaan ku. sampai tiba di rumah sakit, kakak hanya bilang 'Tahan air matamu'. Aku curiga dengan kata-kata itu. Aku berpikir apa ada keluarga ku yang meninggal, tapi siapa aku tak tahu. ku ingat-ingat adakah dari keluarga ku yang sedang sakit beberapa hari terakhir ini pun tak ku temukan"

"Dengan ragu aku melangkahkan kaki ku masuk ke sebuah kamar yang telah ramai dengan isak tangis yang semakin membuat jantung ku berdegup tak karuan dan aku sangat kenal suara isak tangis itu. Tak ada nyali aku untuk masuk keruangan itu karena aku tahu suara sendu itu adalah milik Ibu"

"Kenapa Ibu menangis? pertanyaan itu sungguh membuat ku kelu, walau tak tahu apa yang terjadi"

Putri terdiam beberapa saat, dengan tatapan yang sangat membuat hati Ema sahabatnya itu miris melihatnya.

"Akhirnya Ku beranikan melangkahkan kaki ku mendekati Ibu" lanjut Putri ragu.

"Sungguh tak berdaya tubuh ini Ma, saat aku melihat tubuh Ayah, my hero, terbujur kaku terbaring dengan senyuman manis di bibir tipisnya yang indah"

Butiran bening pun kembali mengaliri wajah rupawan Putri yang selalu berhias senyum itu.

"Ayah Ma, Ayah" isak Putri semakin menjadi.

'Sungguh tak mampu aku melihat butiran embun menetes dari indahnya mata mu, Put!' kata Ema dalam hati.

"Ternyata yang Ibu tangisi itu adalah Ayah ku, Ma."

"Tak kuasa ku melihat tubuh Ayah yang kekar dan selalu memanjakan ku itu terbujur kaku tak berkutik sama sekali melihat kedatangan ku" Putri terdiam dalam tangisnya yang tak kunjung berhenti.

"Biasanya Ayah selalu menyambut kedatangan ku dengan penuh canda yang membuat aku merasa di atas awan di buatnya. Namun hari itu, semua itu hanya tinggal kenangan. kedatangan ku disambut tangisan Ibu yang sangat pilu."

"Senyumannya, tawanya, nasihatnya, cinta kasihnya, sungguh semua itu tinggalah kenangan manis yang selali ku tata rapi dalam hati kecil ini, Ma"

"Sejak saat itu aku selalu berdo'a agar bertemu Ayah walau hanya dalam mimpi yang singkat, namun sampai tadi malam sebelum aku bermimpi bertemu Ayah, aku nggak pernah memimpikannya, Ma"

"Tadi malam, untuk pertama kalinya aku bertemu Ayah dalam pertemuan singkat, Aku memeluknya dengan erat, senang rasanya bisa merasakan betapa hangatnya pelukan Ayah walau hanya sekejap dalam mimpi ku itu. Seandainya aku bisa memilih, aku akan tetap berada dalam mimpi ku itu bersama Ayah, namun indahnya panggilan Allah dalam seruan adzan subuh dari masjid di sebelah rumah kost ku, yang sungguh sangat menyejukkan kalbu. membuat ku tak sabar untuk mengadu kepada Allah akan sedih ku" kata Putri sambil tertunduk lesu.

"Maafin aku Put, aku nggak tahu kalau Ayah mu telah menghadap Sang Ilahi" Ema tanpak menyesal banyak bertanya atas kemurungan Putri.

"iya, nggakpapa Ma. justru aku yang harusnya minta maaf karena kamu jadi ngedengerin isi hati aku" perlahan air mata Putri mulai surut.

"Makanya sekarang aku ada disini Ma!" kata Putri smbil tersenyum.

"Apa hubungannya, Put?" Muka Ema tanpak penasaran dengan kata-kata Putri barusan.

"Iya, tujuan utama aku ada di sini adalah aku harus membahagiakan Ibu dan mengurangi beban Ibu untuk menguliahkan aku. makanya aku mati-matian mencarii beasiswa sampai akhirnya dapat kesempatan beasiswa kuliah di sini. dan itu saja belum cukup, aku harus memcari keja sampingan untuk lebih meringankan beban Ibu" Senyum tipis yang manis itu selalu menghiasi bibir Putri.

"Oh jadi itu alasn mu tidak mau ikut kegiatan kampus, supaya lebih banyak waktu kamu untuk kerja sampingan dan bisa meringankan tanggungan Ibu mu" kata Ema menyimpulkan tanpa disuruh.

"Iya, Ema sayang!" Tawa Putri, seolah tak pernah ada masalah dalam hidupnya.

Setelah hari itu, Putri berjanji untuk lebih semangat menjalani indahnya kesempatan yang diberikan Allah kepadanya. Karena permintaannya untuk bertemu sang Ayah telah terkabulkan.

----------

Ternyata dibalik ketegaran dan senyum manis yang selalu menghiasi hari-hari Putri tersirat kesedihan mendalam atas perginya sang Ayah menghadap Sang Pencipta. Tapi itulah Putri, walau hatinya sangat rapuh tak pernah terpancar di indahnya bola matanya.
semua tersimpan rapat di lubuk hati Putri yang terdalam. Yang akan selalu menjadi kenangan tak terlupakan bagi Putri.
Itulah sebabnya, teman-teman Putri salalu mencurahkan isi hati mereka pada Putri. karena Putri selalu memberikan kata-kata yang selalu membangkitkan semangat teman-temannya, tanpa ia tunjukkan gurat kesedihan diwajahnya.

"Ayah, aku akan selalu hidup dalam bahagia. Akan ku taklukkan sang surya untuk mu Ayah.

Putri sayang Ayah"




Baca Juga :

Putri Di Balik Layar Part 1


Putri Di Balik Layar Part 3



Follow me : @yesiispani


.

Bangkit Dari Keterpurukan Mengingat Hal Yang Tak Seharusnya Diingat

Entah kenapa rasa sakit itu kembali hadir dalam manis nya hari-hari ku
Sungguh ini bukan kemauanku
Tak ingin ku biarkan sakit itu mengaliri saraf-saraf otak ku
Haruskah ku amnesiakan Otak ku ini
Hingga pikiran tentang mu buyar di indahnya malam ini
Berdiri pun aku tak mau karena takut akan mengingat mu
Sungguh kau racun berbahaya dalam tubuh rapuh ini
Menyesalkah aku?
Sungguh aku tidak ingin membiarkan mu pergi begitu saja
Hingga senyum pun tak nampak lagi di beningnnya wajah mu
Sadarkah kau, aku sangat ingin menghindar dari mengingat mu namun tak mampu
Mimpi kah aku untuk terus disisi mu
Sedangkan kau selalu membelakangi ku
Sakit kah?
Benarkah?
Patah semangatkah aku karena mu?
Ah, sungguh lugu nya aku hingga melakukan hal bodoh itu
Bangkit
Ya, bangkit dari keterpurukan mengingat mu
Rasanya itu langkah terbaik dalam membangun kedewasaan ku
Seharusnya aku berterima kasih pada mu
Singgahnya kau dalam hidup ku menjadikan ku tahu akan banyak hal
Dan yang terpenting bagi ku
Kau telah mengajari ku untuk bangkit saat terjatuh

Putri Di Balik Layar (1)



Hari ini Putri tampak murung. Hal itu sontak membuat teman-teman nya kaget. Karena Putri di kenal periang, selalu ceria dan aktif dalam semua hal. Namun hari ini semua itu tidak terlihat seperti biasanya, mereka tidak menghiasi paras cantik Putri.
Ema, teman baik Putri pun tak tahan melihat raut kesedihan yang terpancar dari kecantikan Putri.
"Putri, kamu kenap?"
"Kamu terlihat pucat" tanya Ema dengan kelembutan hatinya yang sangat menyentuh jiwa.
Namun Putri masih tertunduk diam tanpa seuntai kata yang keluar dari bibir tipisnya yang jikalau dia tersenyum mampu membuat orang yang melihatnya berdecak kagum akan manisnya senyuman Putri.
Butiran bening mulai mengaliri
wajah cantik Putri.
"Aku bermimpi, Ma!" isak tangis Putri membuat Ema kaget.
"Kamu mimpi apa samapi nangis gini?" tanya Ema lembut.
Isak tangis Putri kian menjadi, Ia tak mampu menahan deraian butiran bening dari pelupuk matanya.
"Tok..Tok.." Suara pintu ruang kuliah Putri di ketok seorang laki-laki paruh baya. Senyumnya yang mampu menyihir seisi ruangan menjadi bersemangat. Beliau adalah Pak Agus, dosen Matematika yang sangat disegani seluruh mahasiswa. Putri langsung tertunduk, bukan karena takut dengan beliau, tapi untuk menghapus air matanya yang terus mengalir.
Ema sungguh heran dengan tingkah Putri siang ini. Wajar saja, karena selama bersahabat dengan Putri hampir lebih dari 3 tahun, ini pertama kali ia melihat Putri menangis.

------------


Follow me : @yesiispani


Baca juga :

Putri Di Balik Layar Part 2



Putri Di Balik Layar Part 3



.

Cahaya Bulan

Bintang-bintang yang ku pandangi sejak kemarin
Ku lihat lagi malam ini
Bulan sabit menerangi dengan malu-malu
Malam ini ku lihat lebih berani
Bintang-bintang meredupkan cahaya seakan mereka berikan pada sang bulan
Awanpun membantu dengan menutupi sebagian langit namun tak menutupi bulan
Malam yang kelam mulai diterangi cahaya bulan yang kian bersemangat
Orang-orang mulai memuji sang bulan karena cahayanya
Orang-orang mulai hilang rasa takut berkat cahaya bulan
Bekerja larut malampun tetap semangat atas cahaya sang bulan
Sang bulan tak pernah disalahkan dan tak patut disalahkan
Saat cahaya bulan tak bersinar
Tanpa orang tahu
Selalu ada awan cumulus dan teman-temannya yang berusaha menghalangi cahayanya
Saat sabit tua mulai mengecil
Bukan berarti bulan ingin pergi
Tapi itu karena sang bulan begitu adil
Sang bulan menerangi belahan bumi yang lain setelah belahan bumi sebelumnya
Tak ada tempat yang tak diteranginya
Tak pernah lelah ia membantu menggantikan matahri di malam hari

Belitung


pulau yang sangat ingin saya kunjungi..
semoga saya secepatnya bisa kesana.

Kemenangan

Andai waktu tak bergulir
Ku yakini kau yang terbaik
Namun jika waktu terus bergulir
Aku akan maju walau banyak rintangan
Aku akan terus menjelajah isi bumi
Andai bumi tak lagi berputar
Kan ku akui kekalahan itu
Namun jika bumi enggan tuk berhenti
Kan ku kibarkan bendera kemenangan itu
Takkan pernah ku serahkan semangat ku pada keegoan mu
Tak peduli betapa kau inginkan kegagalan ku
Aku akan terus berlari dengan sempurna

Warna-warni hidup



Kala pagi mata ini masih berat tuk membuka
Entah kanapa saat aku ingat akan dia aku bisa langsung terjaga
Melihat mentari yang bersinar dengan cahayanya yang terang
Merasakan kehangatan dengan penuh penghayatan
Kehangatan yang mampu menghangatkan darah
Menjadikan denyut nadi ku berdenyut sempurna
Aliran darah ku bak untaian puisi yang melantun dengan merdunya
Detak jantung ku layaknya gemuruh bedug yang berdetak teratur,,,
Hidup
Ketika senang selalu di relisasikan dengan senyuman
Saat sedih di tampakkan dengan raut muka yang entah apa namanya
Sungguh banyak variasi hidup
Semua orang berlainan
Dalam segala hal berlainan
Hidup memang penuh dengan warna

Persamaan Lari dan Cinta

Tau kah kau persamaan Lari dan Cinta?
Saat lari terasa sangat lelah
Namun jika berhenti untuk beristirahat dan kemudian lanjut lari lagi
Itu akan membuat semakin merasa lelah
Tapi jika terus berlari dengan sedikit menahan lelah
Maka kelelahan itu akan terasa sangat nikmat ketika mencapai titik akhir
Begitu pula cinta
Saat memilih untuk berhenti sebelum mencapai finish
Tidak akan merasakan nikmatnya lelah menjalani cinta itu
Lebih baik terus berlari untuk mengejar cinta itu dari pada harus melepaskannya
Yang hanya akan membuat semakin lelah dikemudian hari
Ketika kita berlari rasa haus tak tertahankan
Namun jika minum saat belum mencapai finish akan membuat perut kram
Cinta pun sama
Ketika cinta mulai bersemi, rasa rindu tak tertahankan
Namun jika bertemu belum pada waktunya maka banyak kajadian yang tidak diinginkan terjadi
Tapi jika memilih untuk bertahan sedikit lebih lama
Maka rindu itu akan menjadi sangat indah
Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.