Persepsi "Hujan Itu Berkah"

"Luna, jangan main hujan sayang!" Teriak seorang ibu paruh baya melihat anaknya yang sedang asyik berlarian, menari-nari di bawah rintik hujan yang mulai deras.

"Aduh hujan nih, kita berlindung di halte depan dulu ya!" gumam seorang laki-laki di dalam helm nya yang lekat di kepala.

"Ah, hujan lagi! jadi males nih kuliah." Celetuk mahasiswa di salah satu universitas kenamaan di bumi pertiwi ini.

Di belahan bumi yang lain, dua orang suami istri duduk manis di beranda rumah menikmati teh hangat yang di buat oleh sang istri dengan penuh kasih sayang dan cintanya pada suami. Di luar hujan deras menyirami tanah yang mulai gersang tak terawat. Seorang anak kecil melambaikan tangan kegirangan berlarian mengejar teman-temannya sambil tersenyum girang di antara derasnya butiran hujan yang menghantam tubuh mungilnya. Kedua suami istri itu tersenyum melihat buah hati mereka bermain dengan hujan begitu senangnya.

"Mas, apa gak kenapa-kenapa Putri di biarin aja main hujan-hunjanan gitu?" kata si istri yang mulai mengkhawatirkan kesehatan buah hati.

Dengan bijak suaminya berkata "Sayang, hujan itu berkah yang Allah kirim untuk makhluknya yang ada di bumi. Hujan itu turun untuk memandikan bumi yang terlanjur gersang tak terkendali akibat penghuninya. Hujan itu hadir untuk sebuah kehidupan, karena tanpanya bumi akan musnah. Tidak ada yang salah dengan hujan, hanya persepsi kita terhadapnya sajalah yang salah. Kita menganggap hujan bisa buat kita sakit, hujan menghambat kerjaan kita, hujan menghancurkan kegiatan yang sudah baik-biak kita rancang, dansebagainya, dansebagainya. Itu semua tidak lebih dari kesalah sebuah PERSEPSI yang kita tanamkan. Persepsi yang terpatri turun temurun."

"Sayang, hujan itu indah. Hujan itu berkah. Hujan itu anugerah. Hujan itu syukur. Hujan itu kebahagiaan."

"Hujan itu indah sekali, coba bayangkan kalau tidak ada hujan mana bisa kita berdua bermesraan gini memandangi buah hati kita bermain riang." Goda sang suami melirik mesra pada si istri yang tersenyum lembut menyambut kemesraan ladang syurganya itu.

"Sekarang kita rubah persepsi-persepsi salah itu. Biarkan anak kita bermain-main riang bersama setiap butiran-butiran lembut itu. Nanti langsung mandi sehabis main. InsyaAllah Putri akan baik-baik saja." Lanjut sang suami.

Dan di tanah lain di metropolitan, seorang gadis cantik dengan segala innerbeauty nya menatap lembut rintik hujan dari balik tirai jendela kamarnya mengucap penuh syukur atas hujan yang turun membasahi bumi pertiwi menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang hampir mati suri. "Ah begitu banyak persepsi tentang hujan, namun aku memilih bahwa hujan itu berkah." Lirih gadis itu, senyumnya merekah begitu indah menyambut hujan yang mulai merintik-rintik pelan.



Apa persepsi teman-teman tentang hujan?



. SumberGambar(http://bestfard.wordpress.com/2011/11/18/keajaiban-hujan/)





.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.