Ingkari diri sendiri

Maaf kan aku
Aku telah ingkar pada diriku sendiri
Rasa bersalah
Kesal
Sedih
Marah
Benci
Bercampur menjadi satu
Aku lupa saat melanggar janji ku itu
Ingin ku putar saja waktu saat dimana aku melakukannya
Berulang kali mengucap istigfar
Tapi itu tak mampu meredam rasa bersalah ku
Susah meredam kemarahan pada diri sendiri
Tak tahu apa yang harus dilakukan
Menangis pun sudah tiada guna lagi
huh

Rembulan

Rrembulan
Malam ini aku ingin berdua dengan mu
Hanya berdua tak mau ada yang lain
Rembulan
Kau tak seindah yang ku bayangkan
Kau hanya indah dari kejauhan malam
Dan dalam gelapnya alam
Kau tak sekuat yang ku impikan
Kau hanya mengharap cahaya dari sang surya
Dan di bantu kemerlap bintang yang menari di sisi mu
Tapi entah kenapa aku begitu menyukai mu
Tak pernah ku lewatkan malam tanpa menanti cahaya mu
Tak ingin ku bermimpi tanpa sinaran cahaya mu
Rembulan
Kau begitu sempurna dengan segala kekurangan mu
Kau tampak indah dengan sinar ikhlas mu
Tak pernah ingin ku kehilangan mu
Rembulan
Tetaplah menyinari ku dan bumi ku
Kalahkan awan yang selalu ingin menutupi mu
Rembulan
Kau pelita ku
Kau mata hati ku
Bantu aku melihat dunia dengan cahaya mu
Rembulan

Atas Awan

Ketika singa itu menatap
Ingin rasanya balik menatap
Tapi aku takut
Takut melihat tatapannya yang tajam
Ingin rasanya berlari
Namun lagi-lagi aku takut
Takut ia akan mengejar
Ataukah teriak saja
Tapi adakah yang bisa membantu ku dengar
Yang ada hanya burung-burung yang berkicau di atas pohon bersama teman-temannya
Mana jalan terbaik harus aku pilih agar keluar dari tatapan tajam singa itu?
Mengapa jalan seakan tertutup untuk ku lalui
Ingin ku pergi ke atas awan
Hidup damai disana
Tanpa ada singa yang membuat ku takut
Dan tak ada jalan yang harus ku pilih untuk di lalui

Teruntuk dosen ku yang telah mendahului ku

Tak mudah bagi ku melupakan mu
Kau begitu istimewa untuk dilupakan
Cerita tentang mu telah terpatri dalam hati ini
Senyum menawan yang tak pernah beranjak dari bibir mu
Tak mau sekalipun ku lewatkan
Ilmu yang kau bagi tak kan pernah terlupa
Secercah kisah yang selalu teruntai dengan suara mu yang khas
Tak kan hilang di telan waktu
Kau yang selalu memberi motivasi ku
Kau yang selalu ingin melihat kesuksesan ku
Selalu berharap ku kan mencapai puncak tertinggi Himalaya
Namun kini kau hanya bisa melihat kesuksesan ku dari balik awan indah itu
Seolah tak ingin lagi melihat ku menancapkan bendera di puncak Himalaya
Tanpa pamit kau pergi meninggalkan ku bersembunyi di balik awan indah itu
Tanpa ada secarik kertas kau tinggalkan
Berjuta cerita yang telah terangkum menjadi kenangan bersama mu
Ku jadikan e-book dalam hati ku
Kau telah membukakan semak belukar untuk ku meraih sukses
Ku kan berlari melewati jalan itu
Dan segera menancapkan bendera kesuksesan di puncak Himalaya
Akan ku buat kau tersenyum di balik awan indah itu
Dan berharap kau akan selalu mengukir senyum di balik awan itu

Dosen Ku

Rasanya baru kemarin kami merasakan sakitnya ditinggalkan
Perih itu masih sangat jelas tertoreh di hati ini
Air mata belum berhenti mengalir
Tuhan Bagai petir menyambar hati ini saat mendengar berita itu
Gemuruh hati tak bisa dikendalikan
Tanpa sadar air mengalir dari muara hati dan mata kami
Tuhan
Hati yang baru retak ini seakan tak mampu menahan getir ini
Kemarin Kau ambil sosok ibu dari kami
Belum kering sungai air mata yang mengalir karenanya
Kau ambil lagi sisa-sisa harapan kami
Sosok ayah yang selalu membimbing kami
Kini kembali kesisi-Mu
Tuhan
Dalam sekejap dunia-Mu tak berwarna
Seakan tak ada kehidupan di dalamnya
Namun kami tak selemah anak burung yang tak bisa hidup tampa induk
Kami akan bangkit walau pahit tetap tersisa
Tuhan
Berikan alam persinggahan terindah untuk keduanya
Juga kehidupan sejati dalam indahnya surge-Mu
Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.