Aku Rindu.!

Empat tahun sudah berlalu semenjak ku langkahkan kaki menapak lebih jauh mananggalkan seragam putih abu-abu ku tuk gapai target yang lebih tinggi.
Kepakan sayap yang ku rajut kencang semasa SMA terasa semakin lemah diterpa angin.
Aku rindu.
Iya, aku merindukan suasana SMA. Ketenangan, kesejukan, lingkungan yang sangat mendukung untuk sebuah kebaikan demi kebaikan.

Sangat solid, saling mendukung satu sama lain. Berlomba-lomba dalam kebaikan.

Aku rindu Asrama ku.
Asrama "Aiska Salsabila" dan penghuninya.
Teman-teman yang penuh kesan. Walau kadang di bumbui dengan konflik-konflik kecil tetap membuat kerinduan ku memburu padanya.

Aku rindu masjid di depan asrama ku.
Masjid yang sederhana namun melahirkan orang-orang yang luar biasa.
Ingat sekali, ketika bulan Ramadhan seperti ini disetiap sudut masjid berjejer akhwat-akhwat luar biasa yang sedang khusyuk memegang mushaf dengan mulut yang berkomat-kamit melantunkan ayat-ayat Allah.

Aku Rindu.
Rindu shaf yang rapat dan rapi di masjid sekolah ku.
Aku rindu penghuni-penghuni masjid yang luar biasa.

Aku rindu, teman-teman ku yang selalu mengingtkan ku saat langkah ku mulai goyah.
Mereka selalu datang tepat sebelum aku salah melangkah.

Aku Rindu.
Rindu sekali.
Hingga mengakar dalam jiwa ku, kerinduan yang dalam akan suasana rohani SMA ku.

Aku rindu.
Rindu suara ketokan pintu kamar dari kakak kelas ku, membangunkan ku untuk bermunajah kepada ILahi Robbi dikala semua orang terlelap dalam buaian mimpi-mimpi indah bunga tidur.

Aku rindu.
Rindu berlomba-lomba menghatamkan Al-Qur'an di bulan penuh berkah.

Aku rindu.
Rindu SMA Ku

Aku Rindu.

Sungguh aku rindu.

Rindu suasana yang selalu mengajak ku mendekatkan diri pada Robb ku...



*Aiska Salsabila
*All of you always in my hearth.

@yessiispani


.

Polosnya Keanu..!

Menjelang ujian akhir semester tugas menumpuk, di tambah lagi harus mengurusi berkas-berkas lamaran kerja. Waktu libur yang dijadwalkan untuk persiapan ujian pun menjadi kacau. Bolak-balik Bintaro-Tangerang, naik turun angkot, kereta, ojek, dan bus menambah kepenatan ku. Pulang ke kost wajah sudah kusut bersepuh debu jalanan metropolitan. Sungguh tak enak aku dengan teman satu kost ku memperlihatkan wajah kusut itu. Di tambah lagi wajahnya seringkali datang mengacaukan konsentrasi ku...#Eh


Ditengah kepenatan itu, aku yakin Allah tak suka dengan tingkah ku. Dia kirimkan malaikat kecil bernama Keanu untuk menghibur ku. Anak tetangga dekat kost ku. Dia begitu lucu dan menggemaskan. Bayangkan saja, di usianya yang baru 8 bulan beratnya sudah 12 Kg. Setiap ku sapa, dia selalu melemparkan senyum tulusnya yang menentramkan.

Selalu ku sempatkan menyapanya setiap kali lewat depan rumahnya. Tak terkecuali ketika kepenatan menghampiri ku, cukup bermain bersamanya, sekedar menggendong atau mencium pipinya yang tembem, rasanya penat itu langsung terbang melayang menjauhi ku.

Ah, indahnya wajah lucu nan lugu itu. Dia mengingatkan ku dengan keponakan ku yang jauh di seberang sana..
Ghina & Rara.. miss uu.. ^__^


*DiTengahTengahKepenatanKu*

*Kamar Kost Q*

*29 Sha'ban 1433H*


@yesiispani

^___^

.

Ketika Teguran Itu Begitu lembut: Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam pun berganti hari. Waktu begitu kencang berlari meninggalkan masa lalu. Kesibukan ku pun bertambah seiring dengan menjelangnya penghujung kuliah semester ini. Tugas dari dosen semakin banyak ditambah bahan seminar tugas akhir yang harus segera dikumpulkan. “ALLAH bersama ku” bisik ku pada diri ku, ketika semangat ku mulai kendor.

Tantangan ku pun bertambah ketika virus berhasil merobohkan tembok kekebalan tubuhku. Flu yang baru pertama kali ku alami separah ini, hingga fungsi penciuman hidungku hilang total. Aku tidak bisa mencium aroma apapun disekitar ku. Bahkan parfum teman ku yang sangat menyengat pun tidak tercium sama sekali. Kekhawatiran ku bertambah ketika kepala ku pun ikut pusing tak terkira, hingga memaksa ku harus berbaring di tempat tidur untuk sementara.
Mengeluh? Iya, ku akui keluhan itu ada. Sempat terbesit dalam benak ku “Kenapa harus sakit di saat-saat seperti ini?” atau “Kenapa nggak besok-besok saja ketika semua tugas ku selesai?” atau “Ya ALLAH jangan dulu sakit sekarang”. Sampai air mata pun tak bisa ku bendung lagi, menahan semua itu.

Namun ALLAH sayang pada ku, aku yakin itu. Sungguh tidak ada kejadian di muka bumi ini di luar kehendak ALLAH, bahkan daun yang jatuh dari dahan pun tidak terlepas dari kehendak ALLAH. Dan aku rasa begitu pula dengan apa yang ku alami. Ditengah-tengan keluhan ku, tanpa sadar ternyata ALLAH menegur ku dengan Ke Maha Lembutan Nya.
Entahlah, tilawah ku hari itu tepat sekali sampai pada surat ke 55 juz 27, yaitu surat Ar-Rahman. Jatuh air mata ku menetes di atas lembaran Al-Qur’an yang ada dalam genggaman ku saat terucap lembut di bibir ku

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Betapa malunya aku dihadapan ALLAH. Baru satu nikmat yang Dia ambil, itu pun hanya sementara saat flu, aku sudah begitu banyak mengeluh. Sedang nikmat-Nya yang menggunung (yang niscaya sehari semalam pun tak cukup untuk ku menyebutkannya) belum ku syukuri semua. Namun baru terkena flu saja aku sudah banyak sekali mengeluh.
Aliran butiran bening air mata ku semakin deras ketika ku lantunkan berulang-ulang ayat ALLAH
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” dalam surat Ar-Rahman sore itu.

Sungguh nikmat Mu yang mana lagi yang akan ku dustakan Ya ALLAH. Hamba Mu hanya bisa merintih memohon ampun atas ketidaksabaran yang seringkali memenuhi relung jiwa ini. Ampuni aku Ya ALLAH. Ampuni seluruh umat Mu yang kadang mengabaikan nikmat-nikmat Mu. Amiin Ya Robbal Alamin.
Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.