“Selamat Ulang Tahun Ayah.”

Inget masa kecil dulu..

Sengaja tidur di sofa depan TV supaya di gendong Ayah buat pindah ke kamar. Ga jarang juga pura-pura tidur hanya untuk di gendong Ayah..

Tanpa sadar bahwa Beliau sudah bekerja keras seharian tak kenal lelah, malah malamnya berpura-pura tidur hanya untuk di gendong Beliau.

Pura-pura ngambek dulu waktu Ayah minta di bikinin kopi hanya karena ingin diberi uang jajan..

Tanpa mikir sudah berapa banyak yang Beliau korbankan untuk ku, tapi dengan teganya aku ngambek padahal hanya di minta untuk membuat kopi dan itu hanya demi uang. Pendek sekali pikiran ku kala itu.



Inget waktu dulu..

Merengek minta di beli’in ini dan itu, kalau gak di beli’in ngambek lagi..

Tanpa peduli kenyataan bahwa Beliau juga begitu ingin membelikan apa yang diinginkan buah hatinya, hanya keadaan sajalah yang membuat Beliau ‘menunda’nya.

Ngambek lagi, saat Ayah ‘menunda’ untuk membelikan pulsa padahal lagi asyik-asyiknya telponan sama teman..

Lupa sudah berapa minggu ga nelpon Ayah, Eh tiba-tiba minta di kirimin pulsa, kalau ga di kirim ngambek.

Di akhir pekan minta duit buat hang out sama teman-teman ke mall ternama, kalau ga di kasih banting pintu, ngurung diri dalam kamar ga makan semalaman.

Tanpa tau bahwa dalam hati Beliau ingin sekali membuat bidadari kecilnya yang sudah beranjak dewasa itu tertawa riang bersama teman-temannya hanya saja waktu itu Beliau tidak punya uang.

Ayah, andai di dunia benar-benar ada mesin waktu milik doraemon itu aku ingin mengulang masa-masa itu, untuk memperbaiki kesalahan ku.

Ayah, andai aku punya dua nyawa, ingin sekali ku kirim roh ku yang satu menemui Ayah di sana, bersimpuh sujud mencium kaki Ayah meminta maaf atas salah ku yang belum sempat ku utarakan.

Ayah, andai aku bisa request mimpi, aku ingin bertemu Ayah di setiap mimpi-mimpi ku, aku ingin memeluk erat tubuh Ayah yang kekar, merasakan degup jantung dalam dekapan dada Ayah yang bidang.

Ayah, aku ingin merasakan lagi pelukan Ayah yang mulai pudar dalam ingatan ku.

Ayah, andai tidak ada sekat antara dunia ayah dan dunia ku, aku ingin selalu berada di samping Ayah melihat senyum Ayah di setiap helaan nafas ku.

Ayah, andai Allah mengizinkan walau hanya untuk malam ini saja, aku ingin melewati malam ini bersama Ayah, hingga tengah malam saat jarum jam tepat berimpit satu garis menunjuk angka 12, dan saat itu aku ingin mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Ayah.”





#SpecialGiftForAYAH




SumberGambar: (http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/07/6-bahasa-cinta-ayah-dan-anak-perempuan.html)




@yesiispani





.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.