Ketika Teguran Itu Begitu lembut: Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam pun berganti hari. Waktu begitu kencang berlari meninggalkan masa lalu. Kesibukan ku pun bertambah seiring dengan menjelangnya penghujung kuliah semester ini. Tugas dari dosen semakin banyak ditambah bahan seminar tugas akhir yang harus segera dikumpulkan. “ALLAH bersama ku” bisik ku pada diri ku, ketika semangat ku mulai kendor.

Tantangan ku pun bertambah ketika virus berhasil merobohkan tembok kekebalan tubuhku. Flu yang baru pertama kali ku alami separah ini, hingga fungsi penciuman hidungku hilang total. Aku tidak bisa mencium aroma apapun disekitar ku. Bahkan parfum teman ku yang sangat menyengat pun tidak tercium sama sekali. Kekhawatiran ku bertambah ketika kepala ku pun ikut pusing tak terkira, hingga memaksa ku harus berbaring di tempat tidur untuk sementara.
Mengeluh? Iya, ku akui keluhan itu ada. Sempat terbesit dalam benak ku “Kenapa harus sakit di saat-saat seperti ini?” atau “Kenapa nggak besok-besok saja ketika semua tugas ku selesai?” atau “Ya ALLAH jangan dulu sakit sekarang”. Sampai air mata pun tak bisa ku bendung lagi, menahan semua itu.

Namun ALLAH sayang pada ku, aku yakin itu. Sungguh tidak ada kejadian di muka bumi ini di luar kehendak ALLAH, bahkan daun yang jatuh dari dahan pun tidak terlepas dari kehendak ALLAH. Dan aku rasa begitu pula dengan apa yang ku alami. Ditengah-tengan keluhan ku, tanpa sadar ternyata ALLAH menegur ku dengan Ke Maha Lembutan Nya.
Entahlah, tilawah ku hari itu tepat sekali sampai pada surat ke 55 juz 27, yaitu surat Ar-Rahman. Jatuh air mata ku menetes di atas lembaran Al-Qur’an yang ada dalam genggaman ku saat terucap lembut di bibir ku

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Betapa malunya aku dihadapan ALLAH. Baru satu nikmat yang Dia ambil, itu pun hanya sementara saat flu, aku sudah begitu banyak mengeluh. Sedang nikmat-Nya yang menggunung (yang niscaya sehari semalam pun tak cukup untuk ku menyebutkannya) belum ku syukuri semua. Namun baru terkena flu saja aku sudah banyak sekali mengeluh.
Aliran butiran bening air mata ku semakin deras ketika ku lantunkan berulang-ulang ayat ALLAH
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” dalam surat Ar-Rahman sore itu.

Sungguh nikmat Mu yang mana lagi yang akan ku dustakan Ya ALLAH. Hamba Mu hanya bisa merintih memohon ampun atas ketidaksabaran yang seringkali memenuhi relung jiwa ini. Ampuni aku Ya ALLAH. Ampuni seluruh umat Mu yang kadang mengabaikan nikmat-nikmat Mu. Amiin Ya Robbal Alamin.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.