Langit Biru

Hari ini langit begitu indah, biru sekali, awan tanpak ngeblur di atas sana, tidak ada yang menggumpal.

Damai terasa di jiwa ku yang kadang lemah.

Tak lupa ku lempar senyum terindah ku pada langit biru nan cerah itu.

Hari ini kegiatan di kampus ku adalah lari pagi mengelilingi komplek. Tidak seperti kampus pada umumnya memang, kampus ku berbasic semi militer, jadi setiap pagi hari jum’at selalu di isi dengan kegiatan olahraga pagi.

Setelahnya seperti biasa kami pun mendapat sarapan pagi, namun kali ini bukan nasi uduk atau gorengan yang kami dapat, melainkan bubur kacang ijo, yang mungkin bagi sebagian kami ada yang tidak menyukainya.

Ku pandangi orang-orang di sekeliling ku ada beberapa dari mereka yang mengeluh melihat menu sarapan pagi ini.

Kurang asyik memang tidak mendapatkan santapan sesuai keinginan, aku pun mengakuinya karena aku juga kurang menyukainya. Hingga banyak dari mereka yang tidak memakannya atau sekalipun dimakan tidak dihabiskan. Mereka hanya memakan sebagian saja dan mengabaikan sisanya yang masih cukup banyak tanpa ada rasa sayang dan kasihan pada bubur kacang ijo itu.

“Tak sadarkah mereka, banyak orang kelaparan di luar sana.” Rintih ku dalam hati.
Aku sedih melihat itu.

Baru kemarin aku melihat naak-anak jalanan yang tidur di bawah jembatan, perut mereka buncit, tulang mereka tanpak jelas karena hanya sedikit daging yang nempel padanya.

“Betapa bahagianya anak-anak itu jika diberikan bubur kacang ijo gratis seperti yang kami dapat sekarang.” Bayang ku.

Tak bisakah mereka bersyukur hanya dengan menghabiskan makanan yang di berikan kampus.

Sungguh miris hati ku melihatnya.

Ingin rasanya ku tampung semua bubur yang tidak mereka habiskan itu.

Ya Tuhan, andaikan saja perut ku seluas langit biru pagi ini, ingin sekali aku melahap semua makan yang mereka sisihkan untuk mewakili anak-anak jalanan yang ada di bawah jembatan itu dari pada di buang percuma ke tempat sampah.

Ya Tuhan, betapa indahnya hidup di bumi ini jika kami pandai bersyukur. Kadang memang apa yang kami dapat tidak sesuai keinginan, kami pun sering mengeluh karenanya. Andai hari ini bubur kacang ijo itu kami berikan kepada anak-anak yang malang itu, sepertinya ada kebahagiaan tersendiri dalam jiwa ini.

------------------------

“Eh, Put. Pagi-pagi kok melamun” tegur ana, mengagetkan ku.

“Kamu Na” jawab ku tersenyum lembut padanya.

“Ngelamunin apa sih Put, sampai serius begitu?” Tanya Ana.

“Ah tidak ada. Hanya memikirkan apa yang kulihat kemarin dan hari ini. Dan mencoba menggabungkannya menjadi sesuatu yang harmoni.” Jelas ku.

“Apa yang mau digabungkan Put?” Tanyanya lagi.

“Kamu tau tidak jembatan dekat gedung di sebelah selatan sana?”

“Iya tau, memangnya kenapa dengan jembatan itu?”

“Kemarin sewaktu aku tak sengaja lewat dan berhenti sejenak disana. Aku mencoba melihat keadaan di bawah jembatan. Ternyata aku menemukan hal yang sangat menyesakkan hati ku hingga saat ini. Disana ada beberapa anak jalanan yang sedang tertidur pulas dengan pakaian kumal. Perut mereka buncit, mereka kurus sekali. Aku sangat haru melihatnya. Sepertinya mereka jarang makan. Ku lihat ada satu dari mereka yang terjaga, dan memungut makanan yang baru saja di buang orang.” Kata ku menceritakan yang ku lihat kemarin pada Ana.

“Dan hari ini aku melihat teman-teman ada yang tidak menghabiskan makanan mereka. Jika saja mereka melihat apa yang ku lihat kemarin rasanya mereka tidak akan sanggup membuang makanan yang mereka dapatkan itu.” Lanjut ku. tak terasa mata ku mulai basah menceritakan itu semua.

“Terus yang ingin kamu gabungkan antara keduanya apa Put?” Tanya Ana sedikit memaksa ku.

“Aku ingin sekali, jika teman-teman mau, mereka menyumbangkan makanan itu jika memang mereka tidak menginginkannya untuk di bagikan pada anak-anak malang itu.” Kata ku penuh harap.

“Rasanya itu jauh lebih baik dari pada membuannya ke tempat sampah.”
“Putri, kamu membuat hati ku bergetar. Semoga niat tulus mu terwujud ya.” Kata Ana memelukku.

“Amin. Makasih Na.” kata ku melempar senyum manis ku pada Ana dan beranjak menuju lapangan untuk berkumpul apel penutupan.

----------------The End--------------

Note:
“Sobat, marilah kita mulai untuk lebih bersykur dengan apa yang kita dapatkan. Entah sekecil apapun yang Allah berikan ayo kita syukuri semuanya. Kata orang bijak mengatakan ‘Dalam hidup ini kenalilah 10 orang terkaya supaya kita terus terpacu untuk maju & sukses dan kenali 10 orang termiskin agar kita senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki’. Ayo sobat kita indahkan dan damaikan hidup ini layaknya langit biru pagi ini yang menentramkan hati”

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.