Bukan Ujian Tapi Tantangan

Ketika di tinggal pergi sosok pemimpin dalam hidup ku, dunia seakan redup seketika. Aku tidak berani menerawang ke masa yang akan datang. Hal itu seolah ujian berat bagi ku yang masih belia. Namun ku katakan saja ini “Bukan Ujian Tapi Tantangan”. Maka seketika itu juga aku akan mencari solusi untuk ketidakberdayaan ku kehilangannya. Dan akhirnya ku temukan diri ku yang lebih kuat menerima keadaan itu.

Ketika masuk kuliah, ku lihat wajah ibu ku yang mulai keriput namun terus mencari nafkah untuk membiayai kuliah ku dan kakak ku tanpa kena lelah. Setiap ku mengingat raut wajah itu sedangkan aku terus berleha-leha di rantau orang, maka seketika itu juga beban berat berton-ton menghantam pundak ku. Kuputuskan saja untuk men’STOP’ kiriman dari ibu. Ujian yang sangat sulit bagi ku karena kuliah ku di semester akhir. Namun ku katakan lagi pada diri ku ini “Bukan Ujian Tapi Tantangan”. Maka seketika itu juga otak ku berkelana mencari jalan untuk keluar dari tantangan itu. Hasilnya, Allah membukakan jalan itu lebar-lebar. Tawaran kerja sampingan mulai berdatangan pada ku.

Ketika kiriman ibu tidak lagi mengalir di ATM ku dan sudah ku temukan pekerjaan yang pas untuk ku yang tidak mengganggu jadwal kuliah ku. Aku sedikit tenang dengan keadaan ku itu. Tapi ternyata tidak semuadah itu, karena ternyata kuliah ku berubah jadwal, dari pagi menjadi siang. Sehingga kerjaan ku terancam sirna. Butiran berning pun mulai menetes membasahi pipi dan kerudung ku. Namun ku bisikkan lagi pada diri ku ini “Bukan Ujian Tapi Tantangan”. Maka saat itu juga sungai kecil di sudut mata ku berhenti mengalir. Alhasil, semangat ku berlipat-lipat jadinya dan ide-ide bermunculan menhampiri ku. ku coba loby pihak kampus untuk meminta masuk pagi kembali. Ternyata hasilnya nol. Namun tidak ada kata menyerah dalam menyelesaikan sebuah tantangan. Maka ku coba plan B. Loby dosen yang mengajar, minta dimajukan pagi kuliahnya. Dan berhasil ada beberapa dosen yang bisa masuk pagi. Alhamdulillah.

Ternyata belum juga selesai sampai di situ. Dua minggu setelahnya, ada peraturan baru jurusan ku benar-benar tidak boleh kuliah pagi karena paginya di atur jadwal untuk pengamatan. Rasanya ingin sekali marah, ingin sekali menangis. Akhirnya ku pilih saja menangis karena air mata ku tidak akan menusuk ke hati orang dan juga tidak akan menambah energi negatif pada diri ku. Orang-orang bilang “Sabar yah ini ujian”. Aku tidak butuh sabar karena ini “Bukan Ujian Tapi Tantangan”. Akhirnya Allah pun menunjukkan pada ku hikmah dari semua kejadian yang ku alami. Dari semua tantangan yang ku hadapi Allah selalu menyediakan penyelesaian yang tak pernah ku duga sebelumnya. Alhamdulillah.

Maka anggaplah semua ‘masalah’ yang kita hadapi sekarang dan yang akan datang sebagai Tantangngan bukan ujian. Saya teringat pada waktu sebelumnya saya pernah mengikuti sebuah seminar dari seorang motivator ternama di Indonesia. Beliau mengatakan “Jangan kegeeran Allah mengirimkan Ujian kepada kita. Karena ujian itu ‘hanya’ Allah turunkan untuk orang-orang bertaqwa dan kuat imannya”. Jadi kalau kita sudah merasa punya iman yang tinggi kita baru boleh merasa itu sebuah ujian. Begitu kata Beliau.

Ketahuialah bahwa ujian itu butuh kesabaran. Sedangkan Tantangan membutuhkan kecakapan dan ketekunan untuk dapat keluar dari tantangan itu sendiri. So, alih-alih bersabar terhadap ujian (yang sebenarnya adalah tantangan) mending ubah pola pikir bahwa itu “Bukan Ujian Tapi Tantangan”. Sehingga kita tidak jalan di tempat atau malah mengalami kemunduran atas ‘masalah’ yang kita hadapi. Sobat, Yakinlah bahwa Allah selalu menyiapkan penyelesaian untuk setiap ‘Tantangan” yang Dia turunkan bagi kita. Anggaplah masalah itu sebagai Tantangan dan majulah lebih cepat.

Berapa banyak Tantangan yang sudah kita selesaikan? Tantangan apa yang harus segera kita selesaikan? Dan Tantangan apa yang mau kita hadapi supaya hidup lebih Sukses kedepannya?

Silahkan dijawab dan direnungkan. Semoga Bermanfaat. ^__^


Mau Ngobrol Dengan Saya? Follow Twitter saya : @yesiispani




.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

.

.

.

.

.