Puzzle kehidupan ku terus tersusun..
Kebahagiaan mendapat teman-teman yang luar biasa di SMA. Pemahaman yang dalam tentang islam.
Guru yang luar biasa, semua kenangan indah itu. Syukur ku pada MU ya Robb..
Kini ku tapakkan kaki melangkah lebih jauh menapak pasti menyusuri bumi pertiwi.
Ibukota provinsi kali ini yang menampung ku.
Kalau SMP dulu, Allah pertemukan saya dengan teman-teman yang berbeda kampung, beda desa, bahkan ada juga yang beda kecamatan.
SMA, Allah mulai memperluas jaringan saya *Kaya MLM aja..hehehe*. saya dipertemukan dengan teman-teman yang beda provinsi dalam satu pulau. Pulau Sumatera... Dari Ujung Aceh sampai ujung Lampung. Bahkan ada beberapa yang dari luar pulau Sumatera..
Teman-teman yang memberikan kontribusi luar biasa dalam penyusunan Puzzle kehidupan ku.
Walau hanya setahun dalam kebersamaan, namun kenangannya begitu indah.
Emmm, sebelum terlalu jauh melangkah.. #Eh
Saat tamat SMA, ada beberapa tes masuk perguruan tinggi yang saya ikuti.
Tekad saya waktu itu adalah bahwa "Saya Harus keluar Pulau Sumatera". Entahlah, kenapa saya begitu ngotot untuk bisa menginjakkan kaki ke tanah di seberang sana.
Maka untuk mewujudkan tekad saya itu, pertama saya ikut tes USM UGM. Namun ternyata Allah belum berkehendak, dan saya pun gagal,,hehehe
Saya juga ikut tes, STAN dan STIS, nyari gratisan ceritanya...*Hahahaha*.
Eh, tapi lagi-lagi Allah belum mengizinkan saya untuk melanjutkan studi kesana. Gagal lagilah saya.. :D
Sebenarnya Ada satu Universitas di pulau jawa yang nama saya sudah tercantum disana. Universitas Islam Negeri Jakarta (Syarif Hidayatullah) Fakultas Kedokteran, Pendidikan Kedokteran Umum (PDU) tepatnya.. "Pas, banget nih. Sesuai cita-cita saya" batin saya waktu itu.
Laporlah saya sama Bokap, kalo saya lulus tes di UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Kedokteran.
Terus Bokap saya tanya gini "Biaya persemester berapa?"
Saya Jawab "Awal masuk 10 juta, nanti semester selanjutnya 9.5 juta" itu saya dapet info dari senior disana, infonya tahun 2008 lalu mungkin sekarang sudah berubah.
"Gimana, Bak? Aku boleh ikut?" tanya saya sambil senyum2 sendiri udah bisa nebak bakal dijawab apa. ("Bak" adalah panggilan saya dan kakak-kakak saya pada ayah saya)
Bokap jawab lagi "Boleh, tapi nanti kita tidur di rumah ya. Tidurnya di bawah jembatan..Hehehe" Kata bokap saya ngeledek saya.
Untungnya saat itu saya sudah 'sedikit' dewasa jadi gak tersinggung atau 'ngambek' lagi. Karena saya juga sudah tidak mengharapkannya lagi, semenjak tahu info itu dari senior saya itu.
Saya juga lulus di Akademi Kebidanan Depkes Palembang waktu itu. Semua udah pada setuju saya masuk sana ajah. Tapi sayanya yang mundur, Alasan saya waktu itu "Gak mau ah, masa masuk asrama lagi". Akhirnya saya lepas juga tuh Akbid.
Akhirnya pengumuman SNMPTN keluar, dan luluslah saya Di FKIP KIMIA UNIVERSITAS SRIWIJAYA (UNSRI). *Calon Bu Guru,,hehehe*
Sebetulnya waktu itu saya sudah ikut Tes AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika) juga, sudah sampe tahap terakhir, Wawancara, Tapi gak lulus juga, Nge #JLEB banget eui, tahap terakhir gitu.. Hahaha
Kembali berpositif thinking sama Allah.
Semua pasti ada hikmahnya.
Singkat cerita saya ambil keputusan untuk di UNSRI saja. Dengan sama sekali tidak melupakan tekad saya untuk keluar Pulau Sumatera tentunya..hehehe
Akhirnya saya mulai menjelajah di atas Puzzle kehidupan saya di UNSRI, ditemani teman satu kost yang super baiiikkk,, dan Super SABARRRrr tentunya menghadapi saya..hahahah.
Mereka adalah Ukhti Vivo, Ukhti Elpin, dan Ukhti Siska.. (teman-teman asrama di SMA dulu..=D )
Baru berjalan beberapa bulan perkuliahan ku di UNSRI, Allah memberikan cobaan yang begitu berat. Cobaan yang tidak pernah terbersit dalam benakku akan datang secepat itu.
Malam itu, 17 September 2008. Tiba-tiba sepupu saya mengirim pesan singkat pada saya "Ayuk, yang sabar ya." Pesan singkat yang membuat sekujur tubuh saya kaku tak memandang dalam mencoba menerka apa arti dari pesan itu. (Ayuk adalah panggilan untuk kakak perempuan)
Dalam keterkejutan saya, saya memberanikan diri bertanya, menjawab pesan itu. "Sabar kenapa, dek?"
"Loh ayuk belum tau, Ayah ayuk kecelakaan"
#Nyeeess.. dunia seakan berhenyi berputar, Ruangan sunyi seketika. Airmata mulai mengalir begitu derasnya. Teman-teman yang mulai bingung dengan tingkah ku yang mendadak terdiam dalam isak tangis.
Ku tahan nafas sejenak. Iya, aku harus memperjelas kebenaran berita ini. Ku ambil handphone dan menghubungi kakak ku, ayah ku. Tidak ada jawaban, bertambahlah kepanikan ku saat itu. Sekali lagi ku coba menelpon Om ku dari ayah ku.
"Cik, Katanya Bak kecelakaan?" Tanya ku singkat. (Cik = Bakcik, yaitu panggilan untuk paman sama seperti Le' = Pakle')
"Iya, kemaren sore. kompor gas di rumah meledak."
"Klek.." Ku tutup telpon.
Tak bisa berkata apa-apa, semua seakan dongeng belaka.
Gak perlu panjang saya ceritakan bagian ini ya, karena air mata saya tak bisa saya bendung kalau dilanjutkan...
Dan Allah pun merindukan kekasih-NYA. Allah ingin segera bertemu dengan ayah saya. Saya pun harus mengikhlaskan titipan Allah kembali ke pangkuan-NYA. Sabtu, 27 September 2008 jam 5 sore menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan tahun itu Allah memanggil ayah ke pangkuan-NYA.
Dan benarlah,
Semua pasti ada hikmahnya.
Saya tidak bisa membayangkan kalau sebelumnya saya diijinkan Allah menginjakkan kaki di luar pulau Sumatera, mungkin saat itu saya tidak akan ada di samping ayah di waktu deti-detik terakhirnya menghadap Sang Pencipta..
Maka ketika sesuatu yang mungkin tidak sesuai harapan menghampiri kita, mantapkan dalam hati, ikrarkan keras-keras, bahwa
Semua pasti ada hikmahnya.
Ah, jadi mewek gini. Kan temanya kali ini tentang hijrah saya.. Hehehe *maafmaaf*
Banyak pengalaman yang saya dapat menjalani kepingan Puzzle saya kali ini. Terutama sejak kepergian ayah saya. Saya mulai melirik-lirik penghasilan tambahan. Karena tekad saya "Saya harus meringankan beban Ibu saya".
Saya, mengambil semua tawaran dosen untuk job-job di luar kampus. Saat ada tawaran sayalah yang akan angkat tangan lebih dulu tanpa pikir-pikir harus merelakan waktu liburan saya sama sekali.
Semester kedua kuliah, saya menemukan selebaran untuk mengajar di sebuah bimbingan belajar. Gak pikir panjang lagi saya pun membuat aplikasi untuk melamar kerja. Semua tujuannya satu "Saya harus meringankan beban IBU"
Di penghujung semester dua, kembali ada pembukaan pendaftaran di AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika). Bersyukur, Palembang merupakan salah satu lokasi tes. Saya pun kembali mencoba.
Sebenarnya sudah sejak lama saya mempersiapkan diri, melatih kembali jawab soal-soal SNMPTN. Lama sebelum pendaftaran di buka. Karena memang saya harus memenuhi tekad saya untuk menjelajah ke tanah di luar Pulau Sumatera. Di tambah lagi tekad saya "Saya harus meringankan beban Ibu."
Maka memilih AMG adalah salah satu pilihan yang tepat pikir saya waktu itu, karena AMG itu sekolah kedinasan. Setidaknya satu keringanan buat Ibu tidak usah memikirkan biaya pendidikan saya.
Singkat cerita, ALLAH pun mengizinkan saya untuk menginjakkan kaki di tanah seberang sana. Saya lulus AMG di tahun 2009. Saya pun harus merelakan Unsri.
Dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang begitu luar biasa, FKIP KIMIA'08, merupakan salah satu anugrah terindah yang Allah berikan. Mereka begitu luar biasa. Dosen-dosen yang sangat kompeten, semua menghias rapi Puzzle kehidupan saya. Terimakasih, Sobat..:)
Dan Puzzle kehidupan ku kembali tertata di ranah baru.
To Be Continue.... ^_^
Untuk Hijrah Part 3, mungkin akan memakan waktu lebih lama untuk saya ceritakan. Karena ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi.
Semua Pasti Ada Hikmahnya.
Kenapa Allah mengizinkan saya menapak ke pulau jawa?
Kenapa harus di AMG? *Karena pada tahun yang sama saya juga tes STAN lagi, tapi gatot juga..hehehe*
Dan kenapa-kenapa yang lain, yang saya juga masih mencari jawabannya...
Satu yang saya yakin bahwa esok mentari akan bersinar lebih cerah dari hari ini... ^_^
Tunggu ceritanya di "Hijrah Part 3" yaa...
.